Pages - Menu

Berpetualang di Lembah Harau


      Lembah Harau merupakan salah satu objek wisata alam yang subur, berbukit-bukit yang bergelombang dan dikelilingi tebing granit yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter yang berlokasi di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Daerah ini dijadikan salah satu lintasan pada etape 2 Tour de Singkarak dari Muara Sijunjung ke Harau pada Selasa, 5 Mei 2012.
     Disana terdapat air terjun (sarasah) yang sangat besar dengan ketinggian ± 100 meter, dan menurut penduduk setempat apabila turun pelangi maka para bidadari turun dari khayangan untuk mandi-mandi di sarasah tersebut, bahkan ada yang mengatakan kalau kejadian itu sempat terekam oleh kamera Hp salah seorang mahasiswa. Fasilitas lainnya seperti kolam pemandian, tempat berkemah, dan jalan setapak untuk hiking keliling kawasan.


     Selain itu juga ada cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau seluas 270,5 hektar. Tempat ini ditetapkan sebagai cagar alam sejak 10 Januari 1993. Tak ketinggalan taman wisatanya seluasnya 27,5 hektar yang ditetapkan sejak tahun 1979. Di taman wisata ini ada empat buah air terjun, gua, celah alam, dan tebing terjal yang menjadikan Lembah Harau bagaikan objek wisata alam yang komplit bagi pecinta alam. Pada salah satu tebing memiliki echo spot (titik nol) yang telah ditandai pengelola khusus untuk pengunjung yang ingin mendengar gaung sempurna. Di tempat ini, suara pantulan terdengar lebih keras.
    
     Kawasan ini memiliki 300 lokasi panjat dinding dengan relief cantik sekaligus menantang. Kecuraman tebingnya mencapai 90 derajat dengan ketinggian mencapai 150 hingga 200 meter. Para pemanjat tebing menjuluki lembah ini sebagai Yosemite-nya Indonesia karena memiliki keindahan seperti Taman Nasional Yosemite yang terletak di Sierra Nevada California. Dengan adanya sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun Sarasah Bunta merupakan bukti bahwa Lembah Harau sudah sering dikunjungi orang sejak 1926.

Uniknya lagi tim geologi asal Jerman tahun 1980 mengatakan jenis batuan yang ditemukan di daerah ini identik dengan yang ditemukan di dasar laut berupa batuan breksi dan konglomerat. Menurut legendanya masyarakat Sarasah Aka Barayun menceritakan bahwa di sekitar Cagar Alam Lembah Harau dulunya adalah sebuah lautan.